Ritual Adat Totokng Suku Dayak Kanayatn Bentuk Simbol Penghormatan

GERATAKpost – Suku Dayak banyak memiliki tradisi baik itu adat maupun seni,  salah satunya suku Dayak Kanayatn yaitu tradisi ritual adat TOTOKNG.

Dalam tradisi gawai atau upacara adat suku Dayak Kanayatn masih sering dilaksanakan adat ritual “NOTOKNG” setahun sekali saat selesai panen. 

Dalam penjelasannya sebuah akun facebook “Budaya Dayak” mengupas dengan judul (Tradisi  Ritual Totokng Dayak Kanayatn, Penghormatan Kepada Musuh Yang Dikalahkan Dan Menghargai  Serta Menghormati Sang Pengayau) 

Gawai Totok’ng, adalah upacara adat Dayak Kanayatn setelah mengayau dan Tujuh anak kayau menari menjinjing 2 buah tengkorak kepala manusia yang mewakili ratusan tengkorak lainnya.  Sambil menghunus Mandau/Tangkitn menari mengelilingi Bawar yang berdiri ditengah-tengah pelataran rumah adat tempat ritual Notokng dilaksanakan.  

Mandau atau Tangkitn adalah sejenis parang sebagai senjata mengayau (memenggal kepala)  jaman dulu, Sedangkan BAWAR  adalah sebuah menara yang di atasnya ada reflika burung enggang yang di hiasi bendera kain dan pabayo, serta di dalamnya ada tempayan besar di tutup talam.  Di atasnya dihias reflika enggang raksasa dan kepalanya mengarah ke timur,  di atas badan enggang di simpan sesaji ( bahan ritual)  agar sang panyangahatn (dukun)  membacakan ritulnya meminta petunjuk pada JUBATA (Tuhan yang maha kuasa) Dan di sudut sebelah kanan rumah adat berdiri menara yang disebut panca,  tempat tengkorak hasil kayauan yang di beri sesaji.  

Ngayau artinya  mengalahkan atau menguasai musuh, dan jenis kayau sendiri ada dua dalam sejarah Dayak Kanayatn. 

  1. Kayau sejati yaitu mendatangi musuh atau menyerang di tempatnya dengan ksatria. 
  2. Kayau Sosok yaitu secara diam-diam atau tipu muslihat dengan mengintai musuh. 

Gawai atau ritual Totok’ng merupakan bentuk penghargaan dan menghormati pengayau yang berhasil membawa pulang kepala musuh.  Dan kepala yang sudah jadi tengkorak di letakan dalam pahar (talam) ini merupakan bentuk penghormatan kepada musuh yang di kalahkan dan yang menang wajib menjaga dan memberi sesaji,  ini bertujuan agar roh musuh tidak menggangu sehingga keturunannya di jaga dengan baik.

Sumber : fb Budaya Dayak. 


Tinggalkan komentar